RUMAH GADANG
Seperti
warisan budaya lainnya, Rumah Gadang pun memiliki legenda dan maknanya
tersendiri. Bagian paling mencolok dari rumah gadang adalah atapnya yang
berbentuk tanduk runcing. Kabarnya sih, bentuk tanduk kerbau tersebut merupakan
simbol kemenangan adu kerbau raja
Minangkabau melawan kerbau raja di Jawa. Sejak saat itu, tanduk kerbau menjadi penanda kejayaan Minangkabau.
Minangkabau melawan kerbau raja di Jawa. Sejak saat itu, tanduk kerbau menjadi penanda kejayaan Minangkabau.
Selain cerita tersebut, versi lain menyebutkan kalau atap
berbentuk tanduk di Rumah Gadang terinspirasi dari bentuk kapal “Lancang” yang melintasi
Sungai Kampar. Saat tiba di muara sungai, kapal diangkat ke daratan dan
diberikan atap dengan menggunakan tiang layar yang diikat dengan tali. Namun
karena bebannya berat, maka tiang pun menjadi miring dan melengkung yang serupa
dengan gojong (bagian lancip di atap Rumah Gadang). Nah, akhirnya, kapal pun
berubah fungsi menjadi Rumah Gadang yang kini menjadi kediaman bagi orang-orang
Minang.
Setiap elemen
dari rumah Gadang memiliki makna simbolis tersendiri. Unsur-unsur dari rumah
Gadang meliputi:
- Gonjong, struktur atap yang
seperti tanduk
- Singkok, dinding segitiga yang
terletak di bawah ujung gonjong
- Pereng, rak di bawah singkok
- Anjuang, lantai yang mengambang
- Dindiang ari, dinding pada
bagian samping
- Dindiang tapi, dinding pada
bagian depan dan belakang
- Papan banyak, fasad depan
- Papan sakapiang, rak di
pinggiran rumah
- Salangko, dinding di ruang
bawah rumah
ISTANA PAGARUYUANG
Istana
Pagaruyuang (Sumber: linkedin.com)
Ketika kita
membicarakan tentang arsitektur rumah Gadang, pasti yang akan pertama kali
terbayang adalah bentuk atapnya yang runcing. Atap ini disebut sebagai atap
gonjong. Ciri khas bentuk atap gonjong ini selalu ada di setiap rumah khas
Minangkabau, bahkan pada rumah modern mereka. Dahulunya atap rumah Gadang
dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan hingga puluhan tahun. Namun, belakangan
atap rumah banyak berganti dengan atap seng.
Rumah
Gadang (Sumber: limakecil.wordpress.com)
Bentuk gonjong
yang runcing diibaratkan seperti harapan untuk mencapai Tuhan dan dindiang,
yang secara tradisional terbuat dari potongan anyaman bambu, melambangkan
kekuatan dan utilitas dari masyarakat Minangkabau yang terbentuk ketika tiap
individu menjadi bagian masyarakat yang lebih besar dan tidak berdiri sendiri.
Ada pula yang
mengatakan bahwa atap gonjong merupakan simbol dari tanduk kerbau, simbol dari
pucuk rebung, simbol kapal, dan simbol dari bukit. Kerbau karena kerbau dinilai
sebagai hewan yang sangat erat kaitannya dengan nama Minangkabau. Pucuk rebung
karena rebung merupakan bahan makanan adat. Kapal karena orang Minangkabau
dianggap berasal dari rombongan Iskandar Zulkarnaen yang berlayar. Bukit karena
daerah Minangkabau yang berbukit.
PILAR RUMAH DAN LANJAR
Pilar
rumah Gadang dan Lanjar (Sumber: nitastrudwickphotography.com)
Pilar rumah
Gadang yang ideal disusun dalam lima baris yang berjajar sepanjang rumah. Baris
ini membagi bagian interior menjadi empat ruang panjang yang disebut Lanjar.
Lanjar di belakang rumah dibagi menjadi kamar tidur (Ruang). Menurut adat,
sebuah rumah Gadang harus memiliki minimal lima Ruang, dan jumlah ideal adalah
sembilan. Lanjar lain digunakan sebagai area umum yang disebut labuah gajah
(jalan gajah) yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan acara seremonial.
RANGKIANG
Rangkiang
(Sumber: kabaranah.com)
Rumah Gadang
juga memiliki beberapa lumbung padi (Rangkiang), dengan masing-masing memiliki
nama dan fungsi yang berbeda. Rangkiang Sitinjau Lauik berisi beras untuk
upacara adat. Rangkiang Sitangka Lapa berisi beras untuk sumbangan ke desa
miskin dan desa yang kelaparan. Rangkiang Sibayau-bayau berisi beras untuk
kebutuhan sehari-hari keluarga. Di halaman depan rumah Gadang terdapat pula
ruang Anjuang, tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.
Maka, rumah Gadang juga dinamakan sebagai rumah Baanjuang.
INTERIOR RUMAH GADANG
Bentuk
interior rumah Gadang (Sumber: www.dwiaryanti.com)
Rumah Gadang
ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian, muka dan
belakang. Pada bagian depan dinding rumah Gadang dibuat dari bahan papan,
sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal dan
semua papan yang menjadi dinding atau menjadi bingkai diberi ukiran sehingga
seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada
susunan dan letak papan pada dinding rumah Gadang.
MOTIF DAN UKURAN RUMAH GADANG
Motif
ukiran rumah Gadang (Sumber: www.saribundo.biz)
Sesuai dengan
ajaran falsafah Minangkabau yang bersumber dari alam, “alam takambang jadi
guru”, ukiran-ukiran pada rumah Gadang juga merupakan simbolisasi dari alam.
Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias dalam bentuk garis
melingkar atau persegi. Biasanya bermotif tumbuhan merambat, akar yang berdaun,
berbunga dan berbuah.
Pola akar
biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga
sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke
atas dan ke bawah. Motif lain yang dijumpai adalah motif geometri segi tiga,
empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah dapat juga diukir tersendiri
atau secara berjajaran.
ISTANA PAGARUYUANG
Istana
Pagaruyuang (Sumber: rumah.mylandsshore.com)
Nenek moyang
orang Minang ternyata berpikiran jauh maju melampaui zamannya dalam membangun
rumah. Konstruksi rumah gadang ternyata telah dirancang untuk menahan gempuran
gempa bumi. Rumah gadang di Sumatera Barat membuktikan ketangguhan rekayasa
konstruksi yang memiliki daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa
hingga berkekuatan di atas 8 skala Richter. Bentuk rumah Gadang membuat rumah
Gadang tetap stabil menerima guncangan dari bumi. Getaran yang datang dari
tanah terhadap bangunan terdistribusi ke semua bangunan.
BAGIAN DALAM RUMAH GADANG
Bagian
dalam rumah Gadang (Sumber: minangjelita.com)
Rumah gadang
tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan.
Hal ini membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur. Selain itu, kaki atau
tiang bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang
dialasi dengan batu sandi. Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang
dari tanah sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya.
Jika ada
getaran gempa bumi, rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti
gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut. Darmansyah, seorang ahli
konstruksi di Sumatera Barat menyebutkan, dari sisi ilmu konstruksi bangunan
rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun dibanding konstruksi yang ada
di dunia pada zamannya.
0 Komentar