HEWAN LANGKA DI INDONESIA
1.Harimau
Sumatera
Mungkin saat ini jumlah populasi
Harimau Sumatera tak lebih dari 300 ekor saja, sehingga menurut WWF spesies
yang merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup
hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis atau hewan langka
yang terancam punah (critically endangered). Warna kulit harimau Sumatera
merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua. Tubuhnya juga relatif paling kecil
dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini. Semakin sempitnya
luas habitat karena aktivitas pembukaan lahan, membuat mereka semakin terancam
punah.
2. Burung Jalak Bali
Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali
dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai
orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun
1912. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga
merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan
sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi
undang-undang. Untuk mencegah terjadi ancaman kepunahan yang makin erius,
sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran
jalak Bali (Leucopsar rothschildi).
3. Komodo

Habitat komodo (Varanus komodoensis) di alam bebas telah menyusut akibat
aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang
rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan
pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo,
didirikan untuk melindungi mereka. Habitat utama kadal raksasa ini hanya ada di
pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara.
Komodo pertama kali didokumentasikan oleh orang Eropa pada tahun 1910. Nama
hewan karnivora ini semakin dikenal dunia setelah tahun 1912 Pieter Antonie
Ouwens, direktur Museum Zoologi di Buitenzorg (kini Bogor), menerbitkan paper
tentang komodo setelah menerima foto dan kulit reptil ini.
4. Anoa

Anoa merupakan hewan endemik pulau Sulawesi, tepatnya di provinsi Sulawesi
Tenggara. Hewan ini termasuk fauna peralihan (Asiatic – Australis). Hewan yang dikategorikan
sebagai hewan langka ini sudah diambang kepunahan sejak tahun 1960-an. Bahkan,
selama satu dekade terakhir jumlah populasinya semakin menurun drastis.
Diperkirakan saat ini jumlahnya tidak lebih dari 5.000 ekor di alam bebas.
Ancaman kepunahan memang tak lepas dari perilaku masyarakat yang sering
memburunya untuk diambil kulit, tanduk, serta dagingnya. Ada dua spesies
binatang ini, yaitu anoa dataran rendah dan anoa pegunungan. Maskot provinsi
Sulawesi Tenggara ini hidup di dalam hutan yang masih rimbun dan sulit didekati
manusia. Itu sebabnya hewan ini tidak bisa menjadi hewan ternak, karena tidak
bisa dijinakkan.
5. Monyet Hitam Sulawesi

Kera Hitam Sulawesi atau dalam bahasa ilmiah disebut Macaca nigra atau
sering juga disebut monyet berjambul merupakan salah satu dari sekian jenis
primata yang keberadaannya mulai langka dan terancam mengalami kepunahan. Kera
Hitam Sulawesi merupakan satwa endemik pulau Sulawesi, tepatnya di daerah
provinsi Sulawesi Utara. Ciri utama yang pada monyet ini adalah jambul di atas
kepalanya. Dalam bahasa Inggris primata langka ini disebut dengan beberapa nama
diantaranya Celebes Crested Macaque, Celebes Black ape, Celebes Black Macaque,
Crested Black Macaque, Gorontalo Macaque, dan Sulawesi Macaque. Sementara itu, kera
ini oleh masyarakat setempat biasa dipanggil dengan Yaki, Bolai, Dihe.
Dalam bahasa latin (ilmiah) Kera Hitam Sulawesi dinamai Macaca nigra yang
bersinonim dengan Macaca lembicus (Miller, 1931) Macaca malayanus (Desmoulins,
1824). Kera hitam sulawesi ini semakin hari keberadaannya semakin langka dan
terancam punah. Bahkan oleh IUCN Redlist digolongkan dalam status konservasi
Critically Endangered (Krisis).
1 Komentar
KEREN
BalasHapus